Kamis, 09 November 2017

Musuh Tercinta



“Musuh Tercinta”
Lukas 6:27
            Alice adalah seorang anak SD yang memiliki kepribadian lugu dan pendiam. Oleh karena itu, teman-temannya lebih suka membullynya daripada berteman dengannya. Teman-temannya selalu membuatnya menangis bahkan mereka tidak pernah berhenti mencoba mencelakakan Alice. Pada suatu ketika Alice sedang berjalan menuju ke rumah seorang diri. Terlihat dari kejauhan teman-teman Alice mulai berjalan mendekatinya. Dengan rasa takut ia tetap berjalan dan memusatkan perhatiannya ke depan tanpa melihat arah manapun. Tiba-tiba teman-temannya menghadang dan merebut tas yang digendongnya. Dengan air mata ysng mulai membasahi pipi mungilnya, Alice mencoba merebut tasnya kembali hingga ia mendapatkannya. Setibanya di rumah, ia bercerita kepada kakeknya dan akhirnya kakeknya menyuruh Alice untuk berdoa bagi teman-temannya itu. Dengan kerendahan hati, Alicepun mengikuti saran kakek. 
            Dari ilustrasi di atas kita dapat belajar bahwa hal yang paling utama dalam hidup adalah mengasihi. Mengasihi yang dimaksud disini tidak hanya kepada orang-orang terdekat saja melainkan orang yang tidak menyukai kita sekalipun atau dengan kata lain adalah musuh kita sendiri. Yesus sendiri mengajarkan kepada kita supaya kita mau mengasihi musuh, selalu berdoa bagi mereka ( Matius 3:44 ) dan selalu berbuat baik kepada mereka (Lukas 6:27). Untuk melakukakan hal tersebut memang tidaklah mudah, kita harus benar-benar memiliki kerendahan hati dan mau mentaati perintah Tuhan seperti di dalam  firman-Nya. Jika kita mampu melakukan hal tersebut kita dapat dikatakan sebagai sosok yang memiliki karakter seperti Yesus yaitu “pengampun”. Maka dari itu, marilah kita belajar untuk mengasihi seseorang yang membenci kita. Dengan begitu, orang-orang dapat melihat kasih Yesus dari kehidupan kita.^^








           







Tidak ada komentar:

Posting Komentar